Mudah digunakan oleh siapa saja, tak mudah macet dan gampang dirawat. Kelebihan itulah yang membuat 50 angkatan bersenjata negara-negara dunia dan tak terhitung kelompok perlawanan, memilih AK 47 sebagai senjata utama bagi para personelnya.
Tingginya permintaan atas AK-47, membuat pabrik Izhevsk di Uni Soviet (kini Rusia) kewalahan. Alas prakarsa pemerintah, lisensi senapan ini kemudian disebar ke berbagai negara. Selain di Rusia, senapan ini selanjutnya juga dibuat di China, Korea Selatan, India, Finlandia, Polandia, Jerman, Cekoslovakia, Hungaria, Slovenia. Bulgaria, Romania, Israel, Mesir. Turki dan Afrika Selatan.
Akurasinya memang tidak sebaik M-16, namun sebagai senapan untuk pertempuran jarak dekat kelemahan ini bukanlah perkara serius. Hingga kini kira-kira telah beredar 75 sampai 100 juta pucuk di seantero dunia. Reputasinya yang mendunia dengan sendirinya diikuti catatan buruk bahwa senapan ini juga telah membunuh begitu banyak orang. AK telah menewaskan jutaan orang dan mengakibatkan jutaan lainnya mengungsi. Ini jauh lebih besar dari korban bom atom di Jepang. Tak heran jika kepadanya disematkan predikat senjata pemusnah paling dahsyat di dunia. "The most devastating weapon in the world"
UNICEF juga punya penilaian serupa. Kematian jutaan anak akibat small-arm benar-benar bikin miris. Menurut mereka, sejak 1990, lebih dari dua juta anak terbunuh, enam juta lainnya mengalami cidera serius, dan lebih dari 22 juta telah kehilangan tempat tinggal. Selain disebabkan oleh penyalahgunaan small-arm, bencana juga ditimbulkan oleh pe¬makaian light weapon. (Carol Bellamy, Direktur Eksekutif UNICEF, dalam pamflet No Gun Please: We Are Children, 2001).
“Tiap tahun paling tidak ratusan ribu orang meninggal sia-sia akibat senjata-senjata ini dan jutaan lainnya terluka,” tambah Bellany. UNICEF tak hanya menuduh AK. Small Arm menurut batasan mereka, adalah segala jenis senjata api yang pemakaiannya dirancang untuk perorangan. Masuk dalam kategori ini adalah pistol, senapan serbu, sub-machine gun, carbine, dan senapan mesin ringan. Semen¬tara untuk kategori light weapon, mereka menyebut: senapan mesin berat, kanon dan rudal anti pesawat portabel, mortir, roket dan rudal antitank. Light weapon dioperasikan oleh lebih dari satu orang.
Bagaimana AK bisa mengakibatkan semua itu terjadi, tak seorang pun bisa menjawab dalam satu jawaban. Bahkan sang pencipta sekalipun, yakni Mikhail Timofeevich Kalashnikov, hanya bisa angkat bahu. Ia menampik semua penilaian buruk itu dengan menyatakan bahwa dirinya hanya sekadar merancang dan membuat. Senjata ini dianggapnya telah berjalan dan menentukan nasibnya sendiri Inilah yang kemudian menjadi kisah yang tak berkesudahan (never ending story) dari sang senapan. Tak seorang pun bisa mengekang bahwa senjata rancangan zaman Perang Dunia II ini masih akan bertahan hingga perang masa depan.
Dicuplik dari: sejarahperang.wordpress.com/
No comments:
Post a Comment