March 11, 2011

MATRAMAN JAKARTA (Jejak langkah MATARAM???)

Matraman sekarang ini adalah nama sebuah kecamatan di Kotamadya Jakarta Timur, Provinsi DKI Jakarta. Sebuah kawasan ramai dan padat yang terletak tidak jauh dari Jatinegara.


Mengenai asal – usul namanya, sampai sekarang belum diperoleh keterangan yang cukup memuaskan. Pada umumnya memperkirakan kawasan itu dahulu dijadikan perkubuan oleh pasukan Mataram dalam rangka penyerbuan Sultan Agung Hanyokrokusumo ke Kota Batavia, melalui darat. Batavia waktu itu merupakan pangkalan utama armada dagang Belanda (VOC) yang dipimpin oleh Gubernur Jenderal Jan Pieter Zoon Coen. Maka tidaklah mustahil kalau di kawasan itu dibangun kubu – kubu pasukan dari Sumedang dan Ukur (Bandung). Pada waktu Kesultanan Mataram menyerang Batavia, Ukur dan Sumedang merupakan bagian dari Kesultanan Mataram, dan memang diberitakan ikut berpartisipasi (Pasukan pasundan ini dipimpin oleh seorang adipati yang disebut Dipati Ukur).

Prof. Dr. Joko Soekiman dalam disertasinya yang kemudian diterbitkan dengan judul Kebudayaan Indis, menyatakan bahwa. “Di JakartaMatraman merupakan tempat tinggal Tuan Matterman “ (Soekiman 2000:217) tanpa keterangan lebih lanjut mengenai sumbernya.

Dugaan lainnya, nama tersebut adalah warisan pengikut Pangeran Diponegoro, sebagaimana ditulis oleh Mohammad Sulhi dalam Majalah Intisari Juni 2002, dengan Judul Betawi yang Tercecer di Jalan. Dugaan ini mungkin melesat, karena jauh sebelum Perang Diponegoro, pada tahun 1789 Matraman sudah disebut – sebut sebagai milik tuan tanah David Johannes Smith (De Haan 1910, (I):64). Menurut F. de Haan dalam bukunya yang berjudul Oud Batavia, kawasan itu diberikan kepada orang – orang Jawa dan Mataram ( De Haan 1935:67) mungkin setelah Mataram berada di bawah pengaruh Kompeni, menyusul ditandatanganinya perjanjian antara Mataram dengan VOC tertanggal 28 Februari 1677 (Colenbrander 1925:173).

Mungkin orang – orang Mataram yang ditempatkan dikawasan itu, adalah mereka yang pada pertengahan abad ketujuhbelas diberitakan berada disekitar Muaraberes sampai di kawasan Karawang (De Haan 1910, 1:262). Di antara mereka mungkin ada yang mempunyai keahlian, sebagai pengrajin barang – barang dari perunggu, atau gangsa, mereka membuka usaha di tempat yang kini dikenal dengan nama Pegangsaan.

Dicuplik dari:http://www.kaskus.us/showpost.php?p=37294164&postcount=335

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...