August 15, 2012

AYAM TANGKAP ( KULINER SPESIFIK ACEH )

Potongan ayam kampung yang digoreng dalam bumbu seakan tersembunyi dalam rimbunan dedaunan. Momentum menyomot ayam di tengah daun-daun tak akan menjadi masalah jika saat menyantap ayam hanya dilakukan seorang diri. Namun, bagaimana jika satu porsi menu tersebut harus berbagi dengan beberapa orang yang sedang berselera makan tinggi?? Ya, rasanya seperti sedang berusaha menangkap ayam di tengah hutan.


Jika sempat mampir ke Banda Aceh, Ibu Kota Provinsi Aceh Republik Indonesia, menu ayam tangkap tidak sulit ditemukan. Di Kota Banda Aceh sendiri ada beberapa rumah makan khusus ayam tangkap yang sering dikunjungi untuk menyantap nikmatnya hidangan ayam tangkap tersebut. 

Sebut saja Rumah Makan Cut Dek di jalan Panglima Nyak Makam (Sekitar 200M dari Hotel Hermes Palace), Rumah Makan Cut Dek di daerah Lueng Bata (dekat PLN) atau Rumah Makan Ayam Tangkap di Jalan alternative Lampeunurut (dekat Padee Hotel) memang menjadikan ayam tangkap sebagai menu andalannya. 

Nah, sekarang JOGJAICON akan membahas kuliner si ayam tangkap itu sendiri. Potongan ayam kampung, termasuk tulangnya dalam bentuk kecil-kecil, diberi bumbu. Bumbu seperti lada, bawang putih, jahe, dan teumuruey memberi rasa khas rempah pada ayam. Baru kemudian ayam digoreng. Tak lupa, aneka daun tadi pun ikut digoreng, sebut saja seperti daun kari, daun salam, pandan, daun teumuruy sampai daun jeruk. Ga ketinggalan, cabe ijo ukuran besar pun ikut digoreng. 

Setelah matang, semua gorengan ini disajikan dalam piring, lalu ditaburi bawang merah goreng. Aromanya bisa dibayangkan. Begitu harum dan membangkitkan selera makan. Aroma cabai pedas mencolok, berpadu keharuman pandan dan daun kari. Ayam goreng tak terlalu garing, tetap lembut saat digigit. Namun, beda dengan daun-daunnya. Akibat digoreng kering, daun pun begitu garing seperi keripik saat digigit. Jangan buang daun dan cabai goreng itu. Santap saja bersama ayam dan nasi. Makanlah daunnya saat masih panas agar kerenyahannya tetap terasa. 

Kisah di balik nama ayam tangkap pun punya beragam versi. Menu ayam tangkap ini adalah resep “purba” turun temurun, namun baru “Go Public” pasca tsunami 2004 dan setelah sempat hadir sebagai kuliner khas daerah dalam suatu pameran di JCC Jakarta beberapa tahun silam. Asal daerah aseli Ayam Tangkap juga ada yang mengatakan berasal dari Aceh Besar, tetapi ada juga yang bilang dari Aceh Timur. Ga masalah lah, khan sama sama dari Aceh juga. 

Sebagai teman makan ayam tangkap, Anda harus mencoba sambal ebi. Layaknya sambal terasi, kali ini terasi diganti dengan ebi. Rasanya gurih dengan tingkat pedas yang masih sopan di lidah. Rujak dari buah serut dan berkuah yang dingin harus Anda cicipi sebagai pencuci mulut. 

Tak perlu repot mengambil atau memesan makanan. Seperti di rumah makan Padang, semua menu disajikan di atas meja dalam porsi-porsi kecil. Anda tinggal menyomot masakan mana yang ingin Anda makan, tanpa perlu lagi memesan makanan ke pelayan. Begitu pula dengan minuman, air putih, misalnya, sudah terhidang. Hidangan penutup seperti buah dan rujak manis dingin pun sudah siap di meja. 

Kuliner Ayam Tangkap dibandrol rata-rata antara Rp. 60.000 s.d Rp. 100.000 per porsinya. 

**********
Suka Artikel/Postingan ini? Klik Sponsor dibawah untuk mendukung eksistensi Blog
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...