PONIRAH TERPIDANA adalah film Indonesia berkualitas garapan sutradara Slamet Rahardjo di tahun 1984 dan dibintangi antara lain oleh Christine Hakim, Nani Vidia, Bambang Hermanto dan Ray Sahetapy. Sinema ini memperoleh anugerah PIALA CITRA dalam Festival Film Indonesia (FFI) tahun 1984 untuk kategori pemeran pembantu pria terbaik, penyunting terbaik dan tata artistik terbaik. Menonton kembali film usang ini betul-betul membangkitkan kerinduan untuk menonton film hasil karya anak bangsa Indonesia yang berkualitas. Bukan hanya barisan film yang berkutat tentang kehidupan cinta masyarakat kelas atas, Hantu-addict atau bahkan sinetron yang ceritanya tidak masuk akal. Hmmm…..
SINOPSIS:
Ponirah dianggap sebagai anak pembawa sial, karena ibunya meninggal ketika melahirkannya. Kemudian kakaknya, Permadi, juga tewas tertabrak truk ketika memboncengkan Ponirah sewaktu kecil, dengan sepeda. Nyaris Ponirah ditikam dengan keris oleh ayahnya, Jabarudi (Bambang Hermanto) yang kalap.
Trindil (Christine Hakim), pelayan yang setia membawa lari meninggalkan rumah. Sejak saat itu Trindil mengasuh Ponirah sebagai anak sendiri. Trindil sempat menjadi penari ronggeng, bahkan menjual tubuhnya dengan menghuni komplek pelacuran di daerah Yogyakarta, demi menghidupi Ponirah. Saat Ponirah dewasa (Nani Vidia) dan duduk di bangku SMU, guru baru Guritno (Slamet Rahardjo) sangat memperhatikannya.
Ponirah merasa dimata-matai oleh Guritno yang sebenarnya adalah pamannya sendiri, yang mendapat tugas dari mendiang Jabarudi untuk mencari Ponirah. Merasa terus diamati oleh Guritno, Ponirah meninggalkan Trindil untuk mengikuti pemuda Jarkasi (Ray Sahetapy) ke Jakarta. Trindil putus asa lalu nekad gantung diri. Jarkasi sebenarnya bukan pemuda baik-baik, ia hanya calo pencari wanita muda ke daerah untuk dijadikan wanita penghibur di ibu kota. Tetapi Jarkasi ternyata jatuh cinta pada Ponirah.
Sebaliknya, Ponirah menyatakan tekadnya untuk menjadi wanita penghibur termahal. Jarkasi tak berdaya menghadapi tekad Ponirah. Sang boss, Frangky Darling (Teguh Karya), tetap ingin menjemput Ponirah. Sementara itu Guritno terus mencari dan sempat bertemu Jarkasi. Saat Guritno mendahului menyerbu masuk ke dalam rumah, malah menjadi korban tikaman gunting Ponirah, yang sebenarnya berniat membunuh Franky. Jarkasi mengaku dialah yang membunuh Gurtino. Penyelidikan polisi akhirnya membongkar apa yang sebenarnya terjadi. Ponirah terpidana, dengan membawa bekal cinta murni Jarkasi.
Trindil (Christine Hakim), pelayan yang setia membawa lari meninggalkan rumah. Sejak saat itu Trindil mengasuh Ponirah sebagai anak sendiri. Trindil sempat menjadi penari ronggeng, bahkan menjual tubuhnya dengan menghuni komplek pelacuran di daerah Yogyakarta, demi menghidupi Ponirah. Saat Ponirah dewasa (Nani Vidia) dan duduk di bangku SMU, guru baru Guritno (Slamet Rahardjo) sangat memperhatikannya.
Ponirah merasa dimata-matai oleh Guritno yang sebenarnya adalah pamannya sendiri, yang mendapat tugas dari mendiang Jabarudi untuk mencari Ponirah. Merasa terus diamati oleh Guritno, Ponirah meninggalkan Trindil untuk mengikuti pemuda Jarkasi (Ray Sahetapy) ke Jakarta. Trindil putus asa lalu nekad gantung diri. Jarkasi sebenarnya bukan pemuda baik-baik, ia hanya calo pencari wanita muda ke daerah untuk dijadikan wanita penghibur di ibu kota. Tetapi Jarkasi ternyata jatuh cinta pada Ponirah.
Sebaliknya, Ponirah menyatakan tekadnya untuk menjadi wanita penghibur termahal. Jarkasi tak berdaya menghadapi tekad Ponirah. Sang boss, Frangky Darling (Teguh Karya), tetap ingin menjemput Ponirah. Sementara itu Guritno terus mencari dan sempat bertemu Jarkasi. Saat Guritno mendahului menyerbu masuk ke dalam rumah, malah menjadi korban tikaman gunting Ponirah, yang sebenarnya berniat membunuh Franky. Jarkasi mengaku dialah yang membunuh Gurtino. Penyelidikan polisi akhirnya membongkar apa yang sebenarnya terjadi. Ponirah terpidana, dengan membawa bekal cinta murni Jarkasi.
***Orat oret SILUMAN NOGOBONDHO di HABA Caffee Banda Aceh (15:42 24 Feb'2011)
No comments:
Post a Comment