July 24, 2012

RAWA BANGKE JATINEGARA JAKARTA (Sejarah dan Asal Muasal)


Dulu namanya Kampung Rawa Bangke sebelum menjadi Kelurahan Rawa Bunga, sebuah administrasi sipil di wilayah Kecamatan Jatinegara Jakarta Timur. Konon, nama Rawa Bangke diganti jadi Rawa Bunga karena orang-orang yang tinggal di lingkungan tersebut merasa malu jika ditanya lingkungan tempat tinggal mereka. Lalu diubah menjadi Rawa Bening, akan tetapi dikarenakan identik dengan hiburan malam maka diganti menjadi Rawa Bunga (http://id.wikipedia.org/wiki/Rawa_Bunga,_Jatinegara,_Jakarta_Timur ). 

Penasaran dengan keunikan dan keseraman nama Rawa Bangke (Bangke artinya Bangkai, dalam logat Betawi), maka Jogjaicon mencoba menelusuri sejarah nama Rawa Bangke tersebut. Dari berbagai info serta kisah yang didapat, maka ada satu kisah yang menurut Jogjaicon paling bisa dipertanggungjawabkan. Karena ada kaitan dengan catatan sejarah resmi dunia di tempat tersebut.



Syahdan perseteruan panjang antara Kerajaan Inggris dan Kekaisaran Prancis pimpinan Napoleon Bonaparte di Eropa efeknya tersebar ke seluruh dunia, termasuk Nusantara (Indonesia waktu itu). Nusantara saat itu berada di bawah kolonialisme Belanda, dimana Belanda adalah pihak yang Pro-Perancis. 

Singkat cerita, pada 04 Agustus 1811, Militer Inggris dibawah bendera EIC (English Indian Company atau Kumpeni-nya Inggris di India) pimpinan Lord Minto dan Letjen Sir Samuel Aucmuty dengan kekuatan 12.000 serdadu Inggris menyerbu Pulau Jawa sebagai pusat pemerintahan Kolonial Belanda di Nusantara. 

Inggris menyerbu Perancis di Jawa, sebab merasa terancam atas terjadinya penyatuan Belanda-Perancis pasca tergulingnya Raja Louise dari tahta oleh Napoleon. Inggris yang mendarat di Cilincing kemudian bergerak menggempur Kota Batavia (Jakarta kota sekarang). 

Benteng terakhir Gubernur Hindia Belanda Van Jansen (Pengganti si kejam Daendels, anak emas Napoleon) di Batavia akhirnya takluk setelah bertahan sekitar enam minggu. Kota Batavia (Jakarta sekarang) akhirnya dikuasai oleh Militer Inggris, Gubjen Van Jansen sendiri kemudian tersingkir. Inggris mengangkat Letnan Gubernur Sir Thomas Stanford Raffles sebagai Gubernur Jenderal Inggris di Hindia Belanda atau Nusantara. 

Napoleon sang jenderal besar Perancis tentunya tidak mau dipecungi begitu saja oleh Inggris, dia berniat membalas dendam atas kekalahan Belanda sebagai sekutu Perancis di Pulau Jawa. 

Inggris juga sudah mewaspadai serangan balasan dari Perancis ke Batavia, dimana Inggris kemudian membangun pertahanan meriam di sepanjang lintasan yang sekarang di sebut Jalan Matraman karena Inggris menduga serbuan Serdadu Prancis akan datang dari arah Ancol (Jalan Gunung Sahari sekarang). 

Rupanya dugaan Inggris salah, pada Oktober 1813 Serdadu Perancis yang juga mendarat di Cilincing tidak masuk melalui Ancol, tetapi flanking (melambung) melalui hutan-hutan dan rawa lalu masuk dari arah timur (Jatinegara sekarang) kemudian menyergap pertahanan yang disusun oleh Inggris di matraman secara mendadak. 

Pertempuran hebat terjadi di Matraman, induk pasukan Inggris di Tegalan dapat dihancurkan oleh Perancis sehingga ratusan serdadu Inggris tewas terbantai oleh Pasukan Gabungan Prancis-Belanda. Nah, mayat-mayat serdadu Inggris yang jumlahnya ratusan orang inilah kemudian dibenamkan di rawa-rawa sekitar Jatinegara. Oleh sebab itu nama tempat tersebut kemudian dikenal dengan RAWA BANGKE. Semoga bermanfaat. 

Catatan pribadi Jogjaicon, referensi artikel: Buku Napoleon dan Strategi Perang Modern by. Conrad H. Lanza. (penerbit komunitas Bambu 2010)

Sumber Gambar: history.army.mil 

***
Suka Artikel/Postingan ini? Klik Sponsor dibawah untuk mendukung eksistensi Blog

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...