February 12, 2011

Menikmati BEMO KUPANG Indonesia

Di kota Kupang, ibukota Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia, BEMO merupakan sebutan untuk Angkutan Kota disana. Pada mulanya saya (Admin Jogjaicon) sempat heran juga, karena setahu saya Bemo itu beroda tiga, punya ”moncong” seksi dan lazimnya butut. Tapi Bemo Kupang malah terdiri dari kendaraan-kendaraan roda empat dari berbagai tipe yang masih terhitung baru, sebut saja jenis Mitsubishi L300 atau TS (Kalau sekarang ada perkembangan ke jenis Avanza, Inova atau Isuzu Panther saya ga tau lagi deh!).



Bagi saya pribadi, Bemo Kupang selain menjadi alat transportasi saya kemana-mana (ke sekolah, main atau wakuncar..hihihi), juga menjadi barometer Musik dan lagu yang sedang populer waktu itu. Beberapa lagu kesayangan ”abadi” saya sampai sekarang ini, berawal dari suka ketika mendengarnya di Bemo, seperti: Another Day in paradise (Phill Collins), Rootsie Boopsie (Papa Winnie), Girls just want to have fun (Cyndi Lauper), La isla Bonita dan Material Girl (Madonna), We Didnt Start the Fire (Billy Joel) dll. Selain lagu manca, ada juga lagu-lagu Indonesia atau Lokal NTT yang lagi hits.

Bemo Kupang sebagai barometer ”Top Hit Song” tentu saja dilengkapi dengan Sound system yang cukup lengkap dan berkualitas. Dari mulai multi speaker, power suply sampai pernak pernik interior/eksterior bemo berupa lampu-lampu layaknya sebuah Diskotik. Jaman saya masih kelas 1 SMA di Kupang sekitar 90-an, banyak Bemo menggunakan nama Diskotik tenar Jakarta untuk titelnya. Contoh: Manhattan, Stardust, Ebony dll (Mungkin Sekarang ada yang Hailai atau Mushroom ya?)




Dari aspek Transportasi Umum, Bemo dan para crewnya (Biasanya terdiri dari seorang Driver plus Kondektur/kenek yang dalam bahasa lokal disebut KONJAK) sangat santun dalam melayani penumpang. Jarang Bemo terburu-buru menurunkan penumpang, atau menakut-nakuti penumpang supaya segera mengejar kalau mau naik (seperti tipikal umum angkot di Kota-kota Besar Jawa). Karenanya Bemo menjadi transportasi umum masyarakat kupang yang selain dibutuhkan, juga lekat dihati siapapun yang pernah menggunakannya (Contohnya saya.. hehehe)

Ada hal unik lain dari Bemo ditinjau dari sisi Tarif, Bemo sepertinya ga mengenal istilah ‘terminal cost’ alias betul betul menggunakan “Tarif jauh Dekat”, contohnya kalau kita naik Bemo dan merasa betah lalu ga turun turun (istilah Kupangnya, Pesiar), maka itungan bayar ongkosnya tetap sama (Ga dihitung lebih). Saya dulu tinggal di sekitar Jalan Palapa Oebobo, untuk ke sekolah di SMA 1 Kupang sebenarnya jarak tempuh cuma sekitar 3 Km (atau ga lebih 10 Menit naik Bemo), tapi saya ga langsung turun di sekolah, melainkan ikut muter dulu ke kota sekitar 45 menit. Melewati sepanjang jalan Cak Doko, Tompello, Fontein, LLBK, Solor, Tode Kisar, Oeba, Straat-A, Merdeka sampai akhirnya balik lagi di depan SMA 1 Kupang. Dan ongkosnya sama dengan kalau kita ga muter. (Hahahaha..)

Jadi kalo ke Kupang, sempatkan diri untuk menikmati “Diskotik atau CafĂ©” berjalan yang fenomenal ini.

Lup Kupang n U… Bae sonde Bae Flobamora lebe bae, itu semua beta pung..

********
Suka Artikel/Postingan ini? Klik Sponsor dibawah untuk mendukung eksistensi Blog

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...