January 31, 2011

LONCENG CAKRA DONYA (One of ACEH icon)

Mengunjungi Banda Aceh, tentunya kurang lengkap jika tidak menyempatkan berkunjung ke Museum Aceh yang terletak di pusat kota serta memiliki akses transportasi yang mudah. Di komplek Museum Aceh terdapat Lonceng Legendaris yang bernama Cakra Donya. Lonceng atau genta Cakra Donya merupakan Aceh icon populer selain Mesjid Raya Baiturrahman. Cakra Donya adalah lonceng/genta yang berupa mahkota besi berbentuk stupa buatan Cina 1409 M. dengan tinggi 125 cm. dan lebar 75 cm. Cakra berarti poros kereta, lambang-lambang Wishnu, cakrawala atau matahari. Sedangkan Donya berarti dunia.

Pada bagian luar Cakra Donya terdapat hiasan dan simbol-simbol berbentuk aksara Cina dan Arab. Aksara Cina bertuliskan Sing Fang Niat Tong Juut Kat Yat Tjo (Sultan Sing Fa yang telah dituang dalam bulan 12 dari tahun ke 5). Sedangkan aksara Arab tidak dapat dibaca lagi karena telah aus. Lonceng ini dibawa ke Aceh pada abad ke 15, oleh Laksaman Cheng Ho sebagai tanda persahabatan antara kesulatanan di Aceh dengan kekaisaran Tiongkok. Pada dasarnya Cakra Donya adalah nama sebuah kapal perang Sultan Iskandar Muda (1607-1636), yaitu Kapal Cakra Donya di mana lonceng ini digantungkan, dalam penyerbuannya terhadap Portugis di Malaka.



Pada masa lalu Lonceng dari Kapal Cakra Donya tersebut, digantung dengan rantai jangkar pada pohon kuda-kuda dekat Mesjid Baiturrahnim dalam kompleks kraton untuk dibunyikan apabila penghuni kraton harus berkumpul guna mendengarkan pengumuman Sultan.

Akan tetapi, sejak tahun 1915 M Cakra Donya dipindahkan ke Museum Aceh dan ditempatkan dalam kubah tersebut.
Rante Cakra Donya panjangnya 9,63 cm adalah rantai besi yang dahulu pernah dipakai untuk menggantung Lonceng Cakra Donya pada pohon kuda-kuda di depan Mesjid Baiturrahim dalam kompleks Istana Kesultanan Aceh Darussalam sampai tahun 1915.

Sumber-sumber:http://melraj04.multiply.com/reviews/item/8, google dan cerita kanan kiri



No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...