August 09, 2012

BIOSKOP KENANGAN DI YOGYAKARTA (ERA 90-an)

Sebelumnya tulisan ini akan saya (Jogjaicon) batasi hanya sekitar era-90 an saja. Ya karena paling tidak kondisinya real dengan eksistensi saya sendiri waktu itu. Antara tahun 1990 sampai dengan 1997-nan, di Indonesia umumnya dan kota Jogjakarta khususnya, bioskop masih menjadi tempat hiburan favorit untuk menonton film. Karena kala itu peredaran VCD player belum selumrah sekarang, dulu harga VCD Player masih mahal berikut keping-kepingnya. Bioskop yang di-era 90 an kebanyakan sudah berwujud Cineplex (Cinema komplek=gabungan beberapa gedung bioskop) dan hampir mayoritas berada di bawah bendera 21 (Twenty-One), pun demikian Bioskop-bioskop yang tidak tergabung dalam 21 juga ada, dan bertahan dengan pangsa pengunjung tersendiri.


Di Yogyakarta pada era tersebut terdapat beberapa Bioskop yang tersebar di seluruh penjuru kota. Hampir semua Bioskop di kota Jogja waktu itu sudah pernah saya kunjungi. Namun demikian saya hanya akan me-review 5 (Lima) Bioskop yang paling tidak sudah lebih dari 10 kali saya kunjungi. Berbagai cerita suka dan duka muncul sebagai pengalaman menonton diberbagai bioskop tersebut, dari mulai beli ”tiket jatah karyawan bioskop”, tikus yang berkeliaran dalam gedung di sela-sela kursi penonton saat film diputar sampai jeda panjang karena mati lampu.

1. EMPIRE-21

Ada dijalan Solo (Urip Sumoharjo), dekat perempatan Demangan. Berbentuk Cineplek yang berjumlah 6 Gedung bioskop dalam satu lokasi. Menurut saya merupakan yang terbaik saat itu (walau beberapa sobat mengatakan Mataram Theatre di Fly Over Lempuyangan). Arealnya bersih, halamannya luas, ada swalayan dan courtfood dibawah komplek bioskop. HTM-nya ditahun 1993 sekitar Rp. 3000,- . Film-film yang diputar adalah film baru, biasanya film Hollywood dan Hong Kong. Film kenangan yang pernah saya nikmati disini antara lain Robin Hood: Prince of Thieves (Kevin Costner), Dance with Wolves (Kevin Costner), Alladin (walt disney) dan lain-lain

2. REGENT-21

Tempatnya persis disebelah barat EMPIRE-21, hanya berbatasan tembok. Juga berwujud Cineplek, tapi hanya sejumlah 4 bioskop. Parkirannya agak sempit, plus kurang bersih. Didalam Gedung pada saat pemutaran film sering berkeliaran tikus, yang kadang cukup mengganggu (terutama bagi pengunjung wanita). HTM di tahun 1993 sekitar Rp 2500,-. Film-film yang diputar juga baru, imbang-imbang dengan EMPIRE-21. Film kenangan yang saya tonton disini antara lain Basic Instinc (Sharon Stone), Independence Day, Jurassic Park#01 dan masih banyak lagi.

3. RATIH-21

Berada di Jalan Mangkubumi (Selatan Tugu Jogja), Cineplek dengan dua gedung bioskop. Parkirannya luas dan lumayan bersih. Yang membuat saya senang nonton disini karena sering beli ”tiket jatah” milik karyawannya. HTM dipatok sekitar Rp. 2500, dan beli ”tiket jatah karyawan bioskop” cukup Rp.1000/tiket. (Hehehehe...) Film yang diputar juga keluaran baru (sama dengan di EMPIRE atau REGENT). Film kenangan yang pernah saya tonton disini antara lain Die hard-III (Bruce Wilis), Batman Returns (Michael Keaton) dan lain-lain.

4. SENOPATI Theatre

Dulu berada di Jalan Panembahan Senopati, di Kompleks Shoping Center lantai-2. Saya kesini kalau penasaran ingin nonton film Indonesia saja. Dan kalau tidak salah hanya sekitar 5 kali saya menonton disini, yaitu nonton film Rini Tomboy (yang dibintangi Cornelia Agatha ), Perwira dan Ksatria (Dede yusuf, Wagub Jabar sekarang), Soerabaia’1945 (film kolosal dengan sutradara Imam Tantowi), Taxi (Meriem Belina) dan Gadis Metropolis (hehehehe, karena penasaran pengen liat Sally Marcelina, Ineke Koesherawati dan Febby Lawrence dalam satu film ). Lain dari itu saya tidak pernah nonton, karena selebihnya hanyalah jajaran film-film Indonesia yang pada jaman itu merupakan film asal buat dengan tema sex dan alur cerita tidak jelas (Kata teman saya terlalu banyak nonton film Indonesia waktu itu bisa lemah syahwat, hahahaha). HTM nya di tahun 1993 sekitar Rp. 1500,-

5. WIDYA Theatre

Bioskop kelas-3 ini berada di Jalan ibu Ruswo (dekat plengkung wijilan). Walau masuk kategori kelas menengah-bawah, bioskop ini ada A.C. nya. Kalau dibanding dengan 4 bioskop diatas mungkin saya lebih sering kemari (Lebih dari 10 kali, lupa hitungannya). Di WIDYA ini diputar film film Barat atau Hongkong dengan selisih sekitar 3 atau 4 bulan penayangan dari bioskop kelas-1 (sebut Cineplek). Jadi kalau ada film yang karena berbagai sebab terlewat di EMPIRE atau REGENT dan RATIH, maka kita bisa menunggunya disini. HTM tahun 1993-nan sekitar Rp. 800,-. Di WIDYA ini pernah terjadi jeda sekitar setengah jam karena mati listrik (?). Penonton didalam kipas-kipas karena kepanasan, dan yang bikin dongkol banyak yang merokok sambil menunggu film diputar kembali.

Selain Bioskop-bioskop diatas masih banyak yang lainnya lagi seperti: MATARAM Theatre di jalan Mataram pas sebelah Fly Over Lempuyangan (sekelas EMPIRE, REGENT dan RATIH), SOBOHARSONO Theatre dipojok timur laut Alun-alun Utara (Bioskop kelas-III), INDRA Theatre didepan Pasar Bringharjo (Bioskop kelas-III), PERMATA Theatre di Jalan Sultan Agung depan Asrama Mahasiswa Makasar (Bioskop kelas-III), MITRA Theatre di jalan solo dekat Galeria sekarang (Kelas-III), ROYAL Theatre di jalan solo depan EMPIRE (Kelas-III) sampai ISTANA Theatre di Jalan Tegal Gendu kota gede (Kelas ????)

Bioskop-bioskop tersebut hampir semuanya telah menjadi kenangan. Banyak sebabnya, ada yang terbakar (dibakar?), digusur, ganti usaha atau bahkan bangkrut. Selain perkembangan tehnologi yang juga membuat Bioskop-bioskop dengan proyektor pita seluloid itu lumpuh.

Kehadiran Bioskop-bioskop tersebut tentunya juga membawa berbagai kenangan bagi sobat-sobat Jogjaicon yang pernah menikmatinya. Hollow-peace!


Sumber image ex Mataram Theatre dari: Rumput Liar Photography Blog

*****
Suka Artikel/Postingan ini? Klik Sponsor dibawah untuk mendukung eksistensi Blog

2 comments:

Yuni Murharjanti said...

Sebelumnya saya mohon maaf baru ol sekarang. Silahkan saja kalo artikel saya mau di share. Tentang (siluman)nogobondo memang ada referensinya yaitu dalam cerita babad mataram (versi legenda). Tapi saya harus yakin dulu knapa anda memilih nama itu. Terimakasih.
Bagi saya yg favorit adalah Bioskop Widya. Bioskop yg khusus pelajar, tempatnya bagus dan harganya paling murah (selain THR, Indra dan Permata).
Tapi klo misoa yg jadi kenangan adalah Empire, karena suami kehilangan teman-temannya saat terjadi kebakaran. Tragis!!!

Andri said...

Iseng2 browsing tentang jogja malah nemu tulisan ini :D

Ingatan melayang ke pertengahan tahun 90-an, waktu itu beberapa kali nonton di beberapa bioskop yang telah penulis sebutkan. Paling dekat dengan rumah adalah RATIH 21, cuma jalan kaki 5 menit. Saya lupa nonton apa saja disitu, yang saya ingat cuma the flinstones & Street Fighternya Van Damme, HTMnya Rp 2500. Paling sering ke WIDYA, kadang sendiri, kadang sama teman sekolah, kadang diajak tetangga karena dia punya tiket gratis. Paling ingat waktu nonton Mr. Nice Guy nya Jacky Chan, saya sampai 3x nonton karena saking sukanya dan tentu saja karena murah meriah :D HTM cuma Rp 800 sampai jam 6 sore dan seterusnya sampai malam Rp 1000, murah tapi ada ACnya (walaupun kalau lagi rame ACnya gak berasa sama sekali).
Pernah nonton 1 kali di MATARAM, dan karena 1 kali saya ingat nonton film apa, yaitu Black Mask (Jet Lee), lagi2 nonton gratis diajak tetangga yang entah bagaimana dia selalu punya akses tiket gratis ke beberapa bioskop di Jogja. Dan saya setuju dengan beberapa teman penulis yang mengatakan kalau bioskop ini yang paling mewah di Jogja. Saya dapat tempat duduk di balkon, dan tempat duduknya bagi saya sangat mewah, besar dan empuk, sangat nyaman.

satu lagi yang saya ingat, ROYAL Theathre oleh teman2 saya selalu dijadikan lelucon, mereka menyebutnya EMPIRE 7 karena lokasinya yang ada di seberang gedung EMPIRE dan REGENT tapi kualitasnya sangat jauh berbeda

sayang sekali sekarang semuanya tinggal kenangan, saya berkunjung ke Jogja tahun 2008 setelah 11 tahun saya tinggalkan dan tidak ada lagi semua bioskop tersebut

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...