Guadalcanal adalah nama sebuah pulau di Pasifik Selatan yang memiliki panorama indah. Dengan paduan pegunungan dan hutan perawan menghijau dilengkapi sungai yang mengalir didalamnya. Tapi pulau surga tropis cantik ini pernah menjadi “Neraka” pada waktu terjadi Perang Dunia II. Ribuan Marinir AS berhadap-hadapan langsung dengan Bala Tentara Jepang. Pertempuran maut sampai titik darah penghabisan untuk memperebutkan titik penting yang mengubah jalannya Perang Dunia II di Asia-Pasifik.
Guadalcanal dijadikan pangkalan udara dan laut Jepang sejak bulan Mei 1942, pasca sukses Jepang meluluh lantakan Armada Pasifik AS di Pearl Harbour, Hawai. Keberadaan armada Jepang di pulau tersebut membahayakan pihak Sekutu karena mengancam jalur suplai perbekalan mereka ke daerah-daerah yang belum dikuasai Jepang.
Untuk mencegah Jepang mengkonsolidasikan kekuatannya di Guadalcanal, pada akhir Juli 1942, Amerika Serikat mengerahkan armada kapal dan pesawat terbangnya ke pulau di kawasan Pasifik tersebut.
Seminggu kemudian, pada 7 Agustus 1942, 11 ribu marinir Amerika Serikat mendarat di Guadalcanal dan langsung menguasai lapangan terbang di pulau tersebut. Tentara Amerika Serikat juga berhasil merebut pelabuhan di Pulau Tulagi, tidak jauh dari Guadalcanal.
Selama enam bulan berikutnya, hingga awal Februari 1942, pasukan Jepang berusaha merebut kembali pangkalan udara Guadalcanal namun tidak berhasil. Puluhan ribu tentara veteran Jepang tewas, sementara ratusan pesawat terbang dan kapal lautnya ditembak jatuh dan ditenggelamkan oleh pasukan Amerika Serikat. Dipihak AS sendiri ratusan Marinir juga tewas dan mengalami luka-luka.
Untuk mencegah Jepang mengkonsolidasikan kekuatannya di Guadalcanal, pada akhir Juli 1942, Amerika Serikat mengerahkan armada kapal dan pesawat terbangnya ke pulau di kawasan Pasifik tersebut.
Seminggu kemudian, pada 7 Agustus 1942, 11 ribu marinir Amerika Serikat mendarat di Guadalcanal dan langsung menguasai lapangan terbang di pulau tersebut. Tentara Amerika Serikat juga berhasil merebut pelabuhan di Pulau Tulagi, tidak jauh dari Guadalcanal.
Selama enam bulan berikutnya, hingga awal Februari 1942, pasukan Jepang berusaha merebut kembali pangkalan udara Guadalcanal namun tidak berhasil. Puluhan ribu tentara veteran Jepang tewas, sementara ratusan pesawat terbang dan kapal lautnya ditembak jatuh dan ditenggelamkan oleh pasukan Amerika Serikat. Dipihak AS sendiri ratusan Marinir juga tewas dan mengalami luka-luka.
Kegagalan merebut kembali pangkalan udara tersebut menyulitkan usaha Jepang memasok makanan dan peralatan militer kepada tentaranya yang ada di Guadalcanal. Alhasil, sedikit demi sedikit, pasukan Amerika Serikat mulai menguasai pulau.
Setelah kehilangan lebih dari 31 ribu tentara, 38 kapal laut dan 700 pesawat terbang, pada 9 Februari 1943, Jepang menarik mundur pasukannya dari Guadalcanal. Penarikan ini dikenal dengan peristiwa ” Tokyo Midnight Express ”. Kekalahan Jepang di Guadalcanal menjadi awal kekalahan mereka selanjutnya dalam Perang Dunia II di Teater Pasifik.
Setelah menguasai Guadalcanal, pasukan Sekutu berturut-turut berhasil memukul mundur tentara Jepang dari kawasan Pasifik hingga akhirnya mereka menyerah kalah pada Agustus 1945setelah pertempuran final di pulau karang Iwojima serta penjatuhan bom atom oleh AS di kota Hiroshima dan Nagasaki.
(Dicuplik berbagai sumber)
Setelah kehilangan lebih dari 31 ribu tentara, 38 kapal laut dan 700 pesawat terbang, pada 9 Februari 1943, Jepang menarik mundur pasukannya dari Guadalcanal. Penarikan ini dikenal dengan peristiwa ” Tokyo Midnight Express ”. Kekalahan Jepang di Guadalcanal menjadi awal kekalahan mereka selanjutnya dalam Perang Dunia II di Teater Pasifik.
Setelah menguasai Guadalcanal, pasukan Sekutu berturut-turut berhasil memukul mundur tentara Jepang dari kawasan Pasifik hingga akhirnya mereka menyerah kalah pada Agustus 1945setelah pertempuran final di pulau karang Iwojima serta penjatuhan bom atom oleh AS di kota Hiroshima dan Nagasaki.
(Dicuplik berbagai sumber)
No comments:
Post a Comment