Beberapa waktu silam pernah terjadi 'gonjang-ganjing politik' tentang keistimewaan Jogja yang berkaitan dengan sistem pemilihan kepala daerahnya. Hampir semua orang Jogja waktu itu merasa "marah", tapi Jogja tetap saja Jogja dengan segala keunikan dan keistimewaan hakiki. "Kemarahan" tersebut tidak akan berwujud tindakan brutal, anarkhis atau destruktif, tapi diimplementasikan dalam wujud yang berbudaya, cerdas dan halus.
Senapan diselempang kebelakang analogi bahwa penggunaaan kekerasan tetap dikebelakangkan |
Salah satunya yang sempat populer adalah beredarnya stiker dengan gambar RELAWAN REFERENDUM, jelas bahwa tema stiker tersebut mengungkapkan "rasa marah", tetapi tetap menampilkan performa halus berbudaya, dengan simbolik berupa seorang Abdi Dalem yang menenteng senapan locok sebelum abad 20, itupun pembawaan senapan diselempangkan ke belakang. Suatu analogi, bahwa "semarah-marahnya" orang Jogja, penggunaaan kekerasan tetap dikebelakangkan. Jogja dengan segala isinya memang istimewa.
Foto dokumen pribadi Jogjaicon 2011
**************
No comments:
Post a Comment