Baik para penggemar seni wayang atau bukan, rasanya tidak ada yang asing dengan sosok SEMAR, tokoh mitologi dunia pewayangan Jawa ini (Karena pada wayang aseli India tidak ada tokoh Semar) cukup terkenal sebagai penggambaran eksistensi masyarakat biasa yang sesungguhnya memiliki andil sangat besar dalam sejarah terbentuknya suatu Bangsa dan Negara. Namun siapakah sosok SEMAR sebenarnya dalam cerita Mitologi Jawa? Saya (Jogjaicon) mencoba berbagi sedikit cerita, baik yang didapatkan sebagai dongengan malam dari almarhum mbah Kakung saya atau hasil search di ‘Mbah’ Google yang relevantif. Selamat membaca.
SANGHYANG ISMAYA (Nama SEMAR sewaktu masih jadi Dewa) adalah putra kedua Sanghyang Tunggal dengan Dewi Wirandi/Rekatawati, putri Prabu Yuyut/Resi Rekatama, raja Samodralaya. Ia mempunyai dua saudara kandung bernama Sanghyang Tejamaya/Sanghyang Antaga dan Sanghyang Manikmaya. Sanghyang Ismaya juga mempunyai tiga orang saudara kandung seayah lain ibu, putra Dewi Darmani, putri Sanghyang Darmayaka dari Selong, masing-masing bernama ; Sanghyang Rudra/Dewa Esa, Sanghyang Dewanjali dan Sanghyang Darmastuti.
Sanghyang Ismaya dikenal pula dengan nama Sanghyang Punggung (Purwakanda). Ia menikah dengan Dewi Senggani, putri Sanghyang Wening. Dari pernikahan tersebut ia mendapatkan 10 orang putra masing-masing bernama ; Bathara Wungkuam, Bathara Tembora, Bathara Kuwera, Bathara Wrahaspati, Bathara Syiwah, Bathara Surya, Bathara Chandra, Bathara Yama/Yamadipati, Bathara Kamajaya dan Bathari Darmastutri
Sanghyang Ismaya berwajah tampan. Suatu ketika ia bertarung dengan Sanghyang Tejamaya karena memperebutkan siapa yang tertua diantara mereka dan yang berhak menjadi raja Tribuana. Akibatnya wajah mereka menjadi buruk rupa sebab dikutuk oleh Sanghyang Tunggal.
Oleh Sanghyang Tunggal mereka diberitahu, bahwa mereka sebenarnya terlahir berwujud telor. Yang tertua Sanghyang Tejamaya (tercipta dari kulit telur) kemudian Sanghyang Ismaya (tercipta dari putih telur) dan Sanghyang Manikmaya yang tercipta dari kuning telur.
Karena kesalahannya itu, Sanghyang Ismaya dan Sangyang Tejamaya harus turun ke Marcapada. Sanghyang Tejamaya mendapat tugas memberi tuntunan para angkara dan berganti nama menjadi Togog. Sedangkan Sanghyang Ismaya mendapat tugas memberi tuntunan dan pengajaran kepada mereka yang berniat melawan angkara murka, dan kemudian dikenal dengan nama SEMAR.
Sumber gambar: Tempat Sampah Blog
Baca juga postingan ini: SEMAR (Filosofi dan Mitologi Kehidupan)
Sanghyang Ismaya dikenal pula dengan nama Sanghyang Punggung (Purwakanda). Ia menikah dengan Dewi Senggani, putri Sanghyang Wening. Dari pernikahan tersebut ia mendapatkan 10 orang putra masing-masing bernama ; Bathara Wungkuam, Bathara Tembora, Bathara Kuwera, Bathara Wrahaspati, Bathara Syiwah, Bathara Surya, Bathara Chandra, Bathara Yama/Yamadipati, Bathara Kamajaya dan Bathari Darmastutri
Sanghyang Ismaya berwajah tampan. Suatu ketika ia bertarung dengan Sanghyang Tejamaya karena memperebutkan siapa yang tertua diantara mereka dan yang berhak menjadi raja Tribuana. Akibatnya wajah mereka menjadi buruk rupa sebab dikutuk oleh Sanghyang Tunggal.
Oleh Sanghyang Tunggal mereka diberitahu, bahwa mereka sebenarnya terlahir berwujud telor. Yang tertua Sanghyang Tejamaya (tercipta dari kulit telur) kemudian Sanghyang Ismaya (tercipta dari putih telur) dan Sanghyang Manikmaya yang tercipta dari kuning telur.
Karena kesalahannya itu, Sanghyang Ismaya dan Sangyang Tejamaya harus turun ke Marcapada. Sanghyang Tejamaya mendapat tugas memberi tuntunan para angkara dan berganti nama menjadi Togog. Sedangkan Sanghyang Ismaya mendapat tugas memberi tuntunan dan pengajaran kepada mereka yang berniat melawan angkara murka, dan kemudian dikenal dengan nama SEMAR.
Sumber gambar: Tempat Sampah Blog
Baca juga postingan ini: SEMAR (Filosofi dan Mitologi Kehidupan)
1 comment:
Dalam Serat Purwakanda, Nama lain Semar=Tejamaya, sedang nama lain Antaga (Togog)=Tejamantri. Trim's.
Post a Comment