September 27, 2011

LELE REGES & KURA-KURA TIGA KAKI (Dari Sendhang Seliran Kotagede Yogyakarta)

Situs Sejarah Kerajaan Mataram Islam Sendhang Seliran berada sekitar 300 meter di barat daya Pasar Kotagede Yogyakarta, atau tepatnya di selatan tembok Pasareyan Agung. Sendhang Seliran ini terbagi menjadi dua, yaitu sendhang seliran kakung untuk laki-laki di sebelah utara, dan Sendhang Seliran puteri untuk perempuan di sebelah selatan.



Menurut penuturan berbagai sumber, sendhang ini disebut seliran karena diselirani (dikerjakan sendiri) oleh Ki Ageng Mataram dan Panembahan Senapati. Namun ada juga yang berpendapat, bahwa disebut seliran karena kolam itu airnya berasal dari makam (selira, berarti badan) Panembahan Senapati.

Di dalam Sendhang Seliran puteri, dahulu pernah terdapat kura-kura bernama Kiai Dhudha. Kura-kura berwarna kuning keputihan ini pada mulanya ditemukan di Pantai Samas, Bantul pada tanggal 11 Desember 1973 oleh seorang nelayan setempat. Uniknya, kura-kura tersebut hanya memiliki tiga kaki.

Temuan ini kemudian oleh Bupati Bantul diserahkan kepada penjaga Kompleks Sendhang Seliran untuk dipelihara. Menurut pihak Keraton Yogyakarta, kura-kura berwarna kuning keputihan adalah jenis satwa yang langka, dan perlu dilindungi. Keanehan ciri-ciri fisik kura-kura tersebut, oleh masyarakat sekitar dianggap binatang yang gaib dan suci. Pada awalnya, di dalam Sendhang Seliran puteri tersebut dipelihara tiga ekor bulus (kura-kura) putih besar-besar. Mereka diberi nama Kiai Dhudha, Kiai Jaka, dan Mbok Rara Kuning. Ketiga kura-kura tersebut sekarang sudah mati. Namun, untuk mengabadikan keberadaan Kiai Dhudha, dibuatlah patung Kiai Dhudha di timur laut Sendhang Seliran kakung.

Berbeda dengan Sendhang Seliran puteri, di Sendhang Seliran kakung binatang yang dikeramatkan adalah ikan lele putih. Masyarakat mengenalnya dengan sebutan Kiai Reges. Menurut cerita, keistimewaan Lele Reges ini adalah tidak berdaging namun masih hidup. Konon Lele Reges berasal dari tulang belulang (duri) lauk makan Sunan Kalijaga (Salah seorang Wali Songo), Karena kesaktiannya, maka ikan lele yang tinggal kepala dan tulang itu benar-benar menjadi hidup kembali. Oleh Sunan Kalijaga, lele tersebut dilepaskan di Sendhang Seliran, dan diberi nama Lele Reges, yang berarti lele yang hanya terdiri atas kepala dan tulang saja.

Kini, di Sendhang Seliran kakung masih bisa kita jumpai banyak ikan lele besar yang berada di sana. Namun, apakah ikan lele putih itu keturunan Kiai Reges atau bukan, para peziarah agaknya tak terlalu peduli. Di Kompleks Sendhang Seliran, kini sering dilangsungkan upacara adat tradisional, seperti nyadran, kuthomoro, nawu sendhang, atau suronan mubeng beteng.

Source : Jogjaku Banget Blog

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...