Candi Sambisari terletak di Desa Sambisari, Kalasan, Sleman, sekitar 12 km dari pusat kota Yogyakarta, Candi Sambisari merupakan situs peninggalan Hindu dari abad ke-10 yang berbeda dari candi-candi di tanah Jawa pada umumnya.
Menurut Prasasti Wanua Tengah III, Candi Sambisari dibangun oleh Rakai Garung, seorang raja dinasti Sanjaya dari Kerajaan Mataram Kuno. Sempat terkubur oleh material letusan Gunung Merapi pada 1906, seorang petani setempat bernama Karyowinangun menemukan kembali candi ini pada Juni 1966.
Kompleks ini memiliki sebuah candi utama dan tiga candi perwara atau pendamping. Di dalam candi utama terdapat lingga yoni sebagai lambang pemujaan Dewa Siwa. Pada candi tersebut juga ditemui arca Dewi Durga, Ganesha, dan Agastya, serta hewan-hewan dalam mitologi Hindu. Bentuk lingga yoni pada bilik candi utama yang menunjukkan situs ini sebagai situs pemujaan Dewa Siwa dalam kepercayaan Hindu. Lingga Yoni berukuran sekitar 1 meter itu digunakan untuk membuat air suci, di mana air yang diguyurkan pada lingga dan mengalir melalui yoni akan dipakai sebagai bagian ritus Hindu.
Berbeda dari kebanyakan candi di Jawa, candi utama Sambisari tidak mempunyai alas sehingga bangunannya sejajar dengan tanah. Nilai arsitekturnya pun konon tergolong tinggi. Selain itu, candi ini seolah terkubur dalam tanah karena letaknya yag lebih rendah dari kawasan sekitarnya. Dari gerbang masuk ke kompleks wisata ini pun hanya dapat disaksikan puncak candi. Ketika mendekat, baru dapat dilihat bangunan situs ini secara lengkap.
Source: Jogja Kotaku Blog
Menurut Prasasti Wanua Tengah III, Candi Sambisari dibangun oleh Rakai Garung, seorang raja dinasti Sanjaya dari Kerajaan Mataram Kuno. Sempat terkubur oleh material letusan Gunung Merapi pada 1906, seorang petani setempat bernama Karyowinangun menemukan kembali candi ini pada Juni 1966.
Kompleks ini memiliki sebuah candi utama dan tiga candi perwara atau pendamping. Di dalam candi utama terdapat lingga yoni sebagai lambang pemujaan Dewa Siwa. Pada candi tersebut juga ditemui arca Dewi Durga, Ganesha, dan Agastya, serta hewan-hewan dalam mitologi Hindu. Bentuk lingga yoni pada bilik candi utama yang menunjukkan situs ini sebagai situs pemujaan Dewa Siwa dalam kepercayaan Hindu. Lingga Yoni berukuran sekitar 1 meter itu digunakan untuk membuat air suci, di mana air yang diguyurkan pada lingga dan mengalir melalui yoni akan dipakai sebagai bagian ritus Hindu.
Berbeda dari kebanyakan candi di Jawa, candi utama Sambisari tidak mempunyai alas sehingga bangunannya sejajar dengan tanah. Nilai arsitekturnya pun konon tergolong tinggi. Selain itu, candi ini seolah terkubur dalam tanah karena letaknya yag lebih rendah dari kawasan sekitarnya. Dari gerbang masuk ke kompleks wisata ini pun hanya dapat disaksikan puncak candi. Ketika mendekat, baru dapat dilihat bangunan situs ini secara lengkap.
Source: Jogja Kotaku Blog
No comments:
Post a Comment