October 30, 2011

GURITA KERING PANTAI LAYEUN LEUPUNG ACEH BESAR

Lama nggak nulis Blog sendiri selain posting dari hasil share dengan blog lain (kebawa wabah ningkatin rating tanpa kepribadian.. huwekekekek.. sori no offense lho. Jogjaicon). Minggu pagi yang agak mendung ini entah kenapa saya (Admin Jogjaicon) kangen pengen makan daging Gurita. Karena ada “sejarahnya” gimana saya sampai terkangen-kangen makan gurita, maka daripada ga kesampean (ntar kena juga wabah ngencess) tuangin aja lah di posting Blog. Smoga menghilangkan sedikit rasa rindu terhadap nikmat gurih dan kenyalnya daging Gurita


Gurita sendiri adalah hewan moluska dari kelas Cephalopoda (kaki hewan terletak di kepala), ordo Octopoda dengan terumbu karang di samudra sebagai habitat utama. Gurita terdiri dari 289 spesies yang mencakup sepertiga dari total spesies kelas Cephalopoda. Gurita dalam bahasa Inggris disebut Octopus (Dalam bahasa Yunani artinya delapan kaki) yang sering hanya mengacu pada hewan dari genus Octopus.

Saya pertama kali menikmati Gurita di Banda Aceh sekitar tahun 2000-an, jauh hari sebelum Tsunami Aceh 2004. Itupun bukan saya dapatkan atau beli di kota Banda Aceh. Gurita-gurita ini berasal dari daerah Layeun, suatu desa pesisir di daerah Leupung Aceh Besar kira-kira 25Km dari Kota Banda Aceh kea rah Meulaboh (Barat). Gurita-gurita ini banyak dijajakan dipinggir jalan raya Banda Aceh-Meulaboh sekitar Layeun. Biasanya dalam kondisi sudah di asap (disale) atau dijemur supaya kering. Di Tahun 2002-an harga satu gurita sekitar Rp. 35.000, kalau sekarang mungkin sekitar 75Rb. Hal ini bias dimaklumi karena Gurita-gurita tersebut bukan berasal dari penangkaran, tapi memang hasil “perburuan” para nelayan.

Masakan olahan dari Gurita sale ato kering ini bias berbagai bentuk sesuai selera. Saya pribadi suka banget kalau gurita ini ditumis cabe hijau atau dimasak asam keu’eng (pedas) khas Aceh.


Selain Gurita keringnya, Daerah layeun sendiri menyimpan keindahan dan pesona alam yang memikat. Sebagian pantainya terdiri atas pantai karang, namun ada juga yg berpasir. Pantai Layeun sangat memikat dinikmati pada saat matahari terbenam atau sunset. Sebelum Tsunami Aceh 2004 di Layeun terdapat sebuah pertambakan udang galah (tiger) yang lumayan besar. Pada saat Tsunami 2004 daerah Layeun sampai Leupung nyaris musnah dihantam Gelombang air laut. Namun demikian saat ini Layeun sudah kembali normal, kehidupan masyarakat sudah kembali bersemangat. Dan tentunya, Gurita-gurita pun sudah kembali muncul dijajakan dipinggir Jalan. Berminat???

Foto-foto dari berbagai sumber di Google.

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...